Langsung ke konten utama

Antara Krisis Identitas dan 'Ngonten'

Menjadi ibu sungguh tahapan paling sulit yang pernah aku lalui.
Segala pengalaman pahit, luka, dan cerita miris dimasa lalu yang sudah terkubur waktu, entah tanpa diundang pun bisa kembali meradang.
Aku yang ceria, suka bercanda, menjadi pribadi yang sangat sensitif, aku sering merasa tidak nyaman dengan diriku sendiri, marah, menolak kenyataan, dan menyerah berpikir positif.

Yang aku ingin eksistensiku tidak terkubur hanya dengan aku menjadi seorang ibu, lebih tepatnya ibu di Indonesia. Aku ingin terbebas dari dibandinkan dengan kehidupan ibu-ibu lain yang memiliki profesi, pekerjaan, dan gaji. Aku ingin dilepaskan dari segala ekspektasi yang membebani pundakku yang ringkih. Aku hanya perempuan yang sedang menapaki jenjang kehidupan baruku, bukan orang yang harus memenuhi keinginan, dan harapan orang lain. Ingin ku sederhana, aku ingin menjadi nyaman dengan diriku sendiri.

Aku berusaha keras melepaskan jeratan bahwa aku harus mengejar mimpi lain diluar pintu rumah. Aku bersusah payah mengejar sesuatu yang menurutku ketertinggalan. Aku menemukan pintu jalan baru, yaitu 'Konten'. Aku menemukan harapan baru, sebuah asa yang terlihat indah dari kejauhan. Bekerja dirumah saja, dan menghasilkan uang hanya dengan dirumah saja terdengar sangat manis. Aku mulai masuk melalui celah pintu yang terbuka. Mulai dari jalan pelan, hingga berlari.
Aku kerjakan sebisaku, dengan kemampuan yang seadanya, masih berharap mimpi indah itu menjadi milikku.

Tapi ternyata apa yang aku kejar hanya sebuah oase semata, aku terlalu jauh meninggalkan diri dan jiwaku demi asa yang belum menjadi takdirku. Membuat konten ternyata tidak semudah itu, menghasilkan uang dari rumah saja, tidaklah semudah itu. Aku yang haus akan pengakuan hanya akan depresi karena mengejar semua oase itu.

Konten dan aku adalah hidupku yang baru, membuat konten untuk pengakuan orang lain. Membuat konten untuk menciptakan banyak uang. Membuat konten untuk membayar semua perkataan yang melukai identitasku sebagai istri dan ibu hanya akan membuat luka lain di dalam batin dan diriku. Semua itu tidak benar dilakukan kalau bertujuan untuk mencari pengakuan.

Aku memutuskan berhenti, dan menerima. Aku tidak lagi membuat konten dengan berbagai brand profile yang ku ciptakan demi mengejar mimpi indah yang aku buat sendiri. Iya, mimpi yang terlalu pahit untuk aku gapai saat ini. 

Aku diam sebentar dan memahami, bahwa diriku,  jiwaku, lebih berarti untuk aku perdulikan, dari pada perkataan orang-orang.

Aku menerima aku yang sekarang, aku sebagai istri, dan seorang ibu dirumah.
Aku mengetahui bahwa aku tidak punya prestasi, jabatan, bahkan banyak uang.
Tapi aku menerima, aku menyayangi, dan aku berterimakasih pada diriku sendiri.

Aku bangga dengan apapun yang sudah aku ciptakan dengan tanganku sendiri.
Memasak makanan untuk keluarga, merawat dan mendidik anakku sendiri, melayani suami dan selalu ada untuknya dirumah.

Akhirnya aku menemukan jalan yang baik untuk membuat konten. Yaitu dengan melepas oase indah yang aku ciptakan sendiri. Bagiku, membuat konten adalah hal yang menyenangkan, konten membuatku tetap eksis dan kreatif. Konten membuka jendela untukku untuk berselancar keluar pintu rumah.

Aku, mulai belajar merawat diriku, dan jiwaku.
Hidupku, secara utuh hanya aku yang menentukan, dan ini semua milikku.
Maaf aku tidak memenuhi ekspektasi dan harapanmu. Jangan cari-cari lagi harapanmu dalam diriku, karena mustahil hal tersebut ada. Yang ada hanya aku, diriku, dan pilihan hidupku. Maka, biarkan aku hanya berkutat untuk menerima dan mencintai diri dan hidupku...


Depok, 1 Februari 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga