Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Musim Januari

Masih sama seperti hari kemarin. Dinginnya musim Januari, masih melekat pada permukaan kulit kuningku. Masih merindukan kebekuan yang itu. Masih belum beranjak dari kebisuan yang syahdu. Musim Januari, malam ini akan berakhir. Namun masih kuimpikan kebeningan embun yang waktu itu. Masih kupeluk bayangan pagi yang mesra waktu itu. Masih tertancap disini, keyakinan yang pernah kupaku. Terletak dipusat padang luka-lukaku. Musim Januari, dibelai aku oleh kemesraan kabut. Dibelai aku oleh kelembutan kulit sang kabut. Tebawa aku pada aliran gemericik sungai. Ikut melompat-lompat mengikuti irama riaknya. Namun ya, musim Januari malam ini akan berakhir. Sepenggal mendung terkubur bersama musim Januari. Saat orang-orang terbangun dengan harapan-harapan baru. Saat aku meluncur pertama kali menghirup udara dan menghisap susu ibu. Iya, musim Januari benar akan berlalu. Aku akan melepasmu dengan harapan. Meski kabut hanya sekejap merayu-rayu. Meski ia telah kembali pada ribaan alam sebelu

Untitled

Boleh kau katakan bahwa warnaku putih. Tapi ingat, itu katamu. Bisa jadi aku menyimpan hitam. Boleh kau katakan bahwa aku manis. Tapi ingat lagi, itu benar-benar katamu sendiri. Bisa jadi aku sembunyikan pahit. Berapa kali aku katakan, Bahwa mengenalku tak cukup hanya sekali duakali pandang. Aku menyimpan banyak luka, banyak tawa, banyak pertanyaan. Bahkan sebenarnya aku melirikmu diam-diam. Dari sudut yang tak pernah kau sangka. Ketika kita mencoba memahami maksud-maksud rahasia Tuhan. Berpikir bahwa Tuhan yang gerakkan hatimu tuk bergerak kearahku. Bahwa Tuhan memberimu kesempatan tuk memandangku lebih dekat. Bahwa Tuhan yang memberikan waktu pada misteri yang sulit terungkap. Bahwa Tuhan yang menggerakkan kaki kita menelusuri jalanan mendaki yang sepi dan buntu. Bahwa Tuhan menggodaku dengan kenyamanan sepasang pundak milikmu. Hingga gemericik air tak terdengar lagi. Hingga kesejukan tak teraba lagi. Hingga kita menjauh dari kelembutan sang kabut. Aku menikm

Gulali 2016

Adik manis ini paling takut diomelin mama. Paling inget, kalau mau berkunjung kerumah orang suka dibilangin "kalo dirumah orang gaboleh rewel, kalo rewel gak diajak lagi nanti, gaboleh celamitan, harus kalem" Dan kalo mau dikasih makanan atau uang sama saudara. Selalu nolak, geleng2 kepala, karena takut diomelin mama. Mama bilang gabole celamitan  Anak ini juga pemalu banget, penakut, juga cengeng. Masih inget waktu umur 3 tahun diomelin mama gara-gara ngompol ditempat ngaji karena gaberani bilang mau pipis. Juga cengengnya yang cengeng banget. Masih inget pertama kali dia masuk taman kanak-kanak. Excited liat permainan, paling suka ayunan. Tapi pengen coba perosotan. Pengen tau banget main prosotan. Ternyata eh ternyata tak semulus dipikiran. Naik keatasnya berhasil. Pas udah diatas ternyata dia takut ketinggian. Dan nangis sekejer mungkin manggilin mama. Masih inget banget dikatain sama anak-anak cowo nakal "ah ngalangin aja nih, cepetan turun, malah nangis"