Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Bergerak Nanti

Setiap waktu itu, Antara aku ingin bergerak atau malah diam. Tunda, lagi-lagi ku tunda. Kerap ku buat prasangka takut Dia marah. Sekali lagi aku bilang, ingin ku salah kan setan, tapi ah sudahlah. Inginku ulang-ulang memanggil membasahi lisanku. Lagi-lagi tunda. Ingin ku ulang-ulang membaca buku itu. Lagi-lagi tunda. Ah... Kali ini haruskah aku salahkan setan ? Panas, gerah, Hari-hari semakin gerah dan panas. Pendingin ruangan yang ditempelkan didinding diantara kamarku dan kamar saudara laki-lakiku rasanya sudah rusak. Mungkin dia bocor, atau entahlah. Gerah aku tak tahan dengan keadaan begini. Ingin ku menuntut tapi malu. Malu karena lagi-lagi aku kerap bergerak nanti. Tapi... Bolehkah resah ini kuadukan lagi ? Mohon maafkanlah, kudekati hanya jika kubutuh, ku syukuri hanya jika Kau beri. Nyatanya setiap hari aku butuh, nyatanya setiap saat Kau memberi. Entah aku yang tak tau diri, apa memang Kau yang Maha Mengasihi...

Pukul 01.20

Tadi pagi aku kesiangan lagi. Kesal aku lagi-lagi harus kesiangan dan mataku rasanya lengket. Ah sial, ingin menyalahkan setan, tapi, ah sudahlah. Aku berusaha mengangkat badan dan bangun ambil segelas air. Terhuyung-huyung, rasanya diriku terlihat sangat bodoh. Mungkin malaikat dikanan dan kiriku sedang tertawa. "Ambilkan sabun itu !" Teriak ibuku, sepertinya sengaja agar aku terbangun. Malamnya aku tidak bisa tidur. Pukul 01.00 aku masih bangun. Bolak-balik melihat telepon genggam, padahal tak ada lawan, sangat bodoh, sangat bodoh. Ada apa denganku... Ditambah lagi teringat seorang yang sedang nyinyir padaku, haha, lucu sekali, sangat tidak bijaksana ku kira. Aku lebih bijak dari padanya meski dia lebih tua. Tapi apakah orang bijak akan merasa dirinya sangat bodoh ? Ahh inginku merengek seperti orok yang meminta susu ibunya. Tapi, Ah,, pukul 01.20 aku masih belum lelap.

Merasa Lebih Baik

Kemarin aku kehujanan. Hujannya cukup deras, tapi aku rasa aku pernah menerjang hujan yang lebih deras dari pada yang kemarin. Hanya saja perasaan ku kali ini jauh lebih baik dari pada perasaanku saat hujan yang lebih deras waktu itu. Iya, aku galau Tapi galau yang agak berbeda menurutku. Anehnya kali ini hatiku terasa lebih kuat dari pada saat menerjang hujan yang lebih deras waktu itu. Setiap hari aku dirumah, Namun tidak tau apa yang membuatku kurang bergegas bangun pagi-pagi dan memulai siapkan fikiran tuk bantu-bantu mewujudkan doa. "Ada yang kurang" kataku pada seorang sahabat. "Namun aku tidak tau apa" lanjut ku padanya. Sebelum disahut, aku bilang, "aku merasa lebih baik saat ini, aku dapat tertawa lebih lepas dari pada sebelumnya dulu" Dan sahabatku tidak izinkan ada celah pada bibirnya. Entah dia tidak dengar atau memang enggan berkomentar.