Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Mahasiswa Kost dan Mahasiswa PP

                Yakk... Sudah hampir 1 bulan aku menjalani rutinitas aku sebagai mahasiswa semesteeeer, ganjil. Banyak sekali perbedaan pada semester kali ini, pertama, aku udah enggak ngekost, kedua, mata kuliahnya padat, yang ketiga, tugas-tugasnya ditujukan khusus untuk orang dewasa, kemudian, aku masih jomblo (kalau yang ini udah dari dulu).                 Aku merasakan perbedaan yang sangat amat kentara, dari peralihan kost kemudian jadi biker, untuk melaju dari Cengkareng ke Ciputat. Humm, diawal perkuliahan kemarin, beberapa teman aku yang memang tau aku anak kost, mempertanyakan aku yang sekarang ini pulang-pergi. Kata mereka, aku kuat enggak kaget, enggak ngeluh-ngeluh capek, padahal rumahnya jauh dan bekas anak kost-an. Bahhhh, padahal mahhh -_________________-----.                 Aku sudah  kost dari semester 1 sampai semester 6. Suka, duka dikosan aku udah pernah ngerasain, seruuu tau jadi anak kost-an itu. Buat kamu maba-maba, yang galau mau ngekost atau ngelaju k

¿ asaR

Jangan paksa aku untuk merasakannya. Jangan membuatku terpaksa harus merasakannya. Aku menunggu, tidak ingin lelah sampai aku berhasil mengabadikan senyumu sebagai milikku. Meski yang aku lakukan tidak ada yang lain selain diam dan membeku. Karena rasa tidak merambat melewati udara, juga tidak mengenal detik waktu yang biasa kita tengok untuk menghitung lamanya usia. Rasa tidak mengalir dari ketinggian ke tempat yang lebih rendah laiknya air. Karena rasa, berumah di dalam relung yang tidak biasa. Relung yang tersimpan di setiap dada manusia, namun ia tidak mengenal waktu, kedap udara, juga gelap tidak bercahaya. Rasa mengantarkan aku pada kedamaian melalui dirimu. Yang bahkan saat bertukar kata padamu, arah mata angin menjadi tidak menentu. Aku tidak tau mana barat, mana timur. Kau berhasil membutakan arahnya, meski  mataku belum pernah meraba wujud aslimu. Rasa membuatku lemah. Selemah dinding-dinding bilik bambu berlubang, yang tak mampu menutupi rahasia si pemilik rumah

How to be a 'Saleha' ?

Hai... Aku tau, sekarang ini 'blog' udah kalah pamor. Aku tau, saat ini 'vlog' yang lebih digandrungi banyak orang. Aku juga suka dan hobi kok menonton video orang di YouTube. Karena dengan video kita gak perlu capek-capek membaca, dll. Kita justru lebih terhibur dengan Informasi yang disampaikan secara visual dan suara, berbeda sekali sensasinya apabila hanya dalam bentuk literatur ? Aku juga sebenernya ingin sekali membuat video dan aku unggah ke YouTube. Tapi, ada banyak sebab yang membuatku belum mau membuat 'Vlog' atau apapun dalam bentuk Video dan aku unggah ke YouTube. Tapi, InsyaAllah. Suatu saat aku pasti membuatnya ! Pada cerita kali ini aku beri judul "How to be a Saleha" Hmm,, semua orang pasti bisa mengartikan apa itu Saleh/Saleha ? Aku tidak akan menjelaskan arti Saleh/Saleha dalam perspektif Al-Qur'an, asal-usul kata, atau apapun. Tapi ingin berbagi pandangan melalui perspektifku sendiri. Kata 'Saleh' kalau menurut a

Fakta ?!

 Kalau kita abis foto-foto, 85-90% Foto yang ada di Camera Roll kita, biasanya akan kita anggap jelek ! Sisanya yang 15-10% barulah kita anggap bahwa Foto tersebut berhasil. Berarti kalau ada 10 gambar. Yang kita anggap bagus hanya 1 atau 2 gambar saja. Sisanya. Jelek ! Fakta dalam gambar dibawah ini. Yang moto gak profesional. Yang difoto juga enggak profesional. Plus yang ngedit foto juga sama, bukan Profesional ! (FYI : Yang nyetting kamera Irma, padahal aku juga gak bisa nyetting kamera, jadi yang motoin tinggal jepret, terus yang di foto aku, yang ngedit aku jugak). Sebenernya melelahkan-_-. Huft. Hidup ini keras ya mas, mbak. Jadi, harus berusaha untuk terus belajar & nikmatin proses.  Menjadi Fakta, bahwa didunia nyata/real/asli aku jauh lebih aneh bahkan bisa dibilang lebih jelek dari semua gambaran aku di media sosial. Foto-foto aku dimedia sosial itu cuma sedikit gambaran atau bagian ke-sok imut-an aku doang. Percaya deh, karena foto yang diunggah itu aslinya dip