Langsung ke konten utama

Malam Terakhir


Ini malam terakhirku, sebagai seorang gadis.
Besok malam, aku adalah istri, dari suamiku.
Mereka tau, sebagai seorang gadis, perjalananku tidak selalu mudah dan lurus.

Aku baru saja membereskan apa saja yang perlu ku bereskan.
Kamera, isi tas, sampai satu kapsul vitamin tambah darah tidak kutinggalkan untukku minum.

Pasti kau bertanya bagaimana perasaanku.
Aku sendiri bertanya apa perasaanku.
Datar. Biasa-biasa saja. Hehe.
Sambil menerawang, langkah apa selanjutnya yang harus kupijak dalam membangun rumah tangga.

Sengaja, aku ingin merekam malam ini lewat tulisan ini. Masih tidak menyangka, besok, aku akan menjadi istri dari Andri. Seseorang yang belum genap 12 bulan aku kenal.

Dia baik dan hangat seperti matahari pagi.
Meski kadang menyebalkan, sering teledor dan lupa bila tidak didikte dan diingatkan.

Sebagai seorang laki-laki, kehadiran Andri, tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Pertemuan kami penuh dengan segala kebetulan.
Tidak pernah kulupa untaian doa yang agak memaksa kala itu, aku menyebutkan. Jodoh seperti apa yang aku damba.

Tuhan, Kau benar menjawabnya. Andri, adalah wujud dari doa-doa ku kemarin.

Menerabas kembali waktu yang telah berlalu. Kemarin, aku menangis di atas sajadah. Memahami kembali kehadiranku sebagai seorang manusia.

Kedewasaan ku memang tumbuh, tapi, bukan berarti aku menjadi yang lebih baik. Aku memang bukan hamba yang sempurna. Terlintas kembali kelalaianku sebagai seorang hamba.

Allah, lancarkan segala hajat dan langkahku. Keresahan kian menaungi hati. Aku memohon kekuatan. Isi hatiku bercampur. Aku merindu Engkau.

Andri, yang besok menjadi suamiku.
Doaku untukmu selalu. Jauh, didalam palung hati. Selalu ada doa untukmu yang dibisikkan pada Tuhan.

Jadilah engkau, suami yang baik untukku.
Yang menjaga dan merangkul aku.
Menjadi ayah bagi anak-anakku.
Dan bersama-sama kita mencari Ridho-Nya.

Andri, niatkan menikahiku karena-Nya.
Luruskan hatimu, dan niatmu.
Agar senantiasa kita bersama-sama meski kelak suatu saat akan terpisahkan ruang dan waktu.

Kamu, matahari pagiku.
Bahagiaku mengenalmu.
Tetaplah sehangat matahari pagi untukku, untuk anak-anak kita, cucu-cucu kita, hingga kita menua, hingga salah satu diantara kita menutup mata.

Besok, kau akan bersaksi atas nama Tuhan, Malaikat berkumpul mengaminkan doa-doa. Sampai jumpa besok pagi, kita bertemu dimeja akad. Jangan lupa, isi ruang hatimu dengan doa-doa.

19/10/19 (23:41)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga