Langsung ke konten utama

Tidak Perlu Ditanya Siapa


Dia anak yang cantik, kulit wajahnya mengkilat, bersih, seperti artis korea. Bulu matanya lentik. Rambutnya lurus dan mengkilat. Mata ini rasanya betah memandang anak ini.

Selain cantik. Hal menarik lain yang ada padanya adalah, dia menggunakan nama Cina pada identitas nya. Setau saya, orang etnis Cina di Indonesia itu punya 2 nama. Nama Cina dan nama pada Identitas. Biasanya pada identitas mereka kebanyakan tidak menggunalan nama Cinanya. Sedangkan anak ini, dia murni gunakan nama Cinanya, "Ch*ng M** Chu".

Terlibat sedikit percakapan saya dengannya. Kira2 begini.

Dia : "saya sebenarnya bukan minat saya masuk akuntansi bu. Tapi saya mau coba"
Ir : "terus ngapain kamu disini?"
Dia : "gatau bu, (senyum), saya sebenarnya minatnya di seni bu, gambar"
Ir : "oh gambar apa? Manga? Anime?"
Dia : "iya bu sy suka gambar anime"
Ir : "sayang2 kamu sekolah disini, gak difasilitasi untuk minat kamu. Lagian kamu kenapa sekolah disini? Emang orang tua kamu yang mau kamu disini biar kaya abang-abang kamu?"
Dia : "engga bu, papah saya aja gamau saya disini, soalnya kan disini kurang, hehe. Papah saya nyuru saya di Ta**kan*ta. Tapi saya gamau"
Ir : "knp gamau, knp malah mau disini? Sekolah itu kalau bisa cari yg bagus, yg sarana prasarana nya bagus, yang guru-gurunya kompeten, yang lingkungannya bagus, otomatis nanti kamu ketularan bagus. Emang dulu kamu SMP disini? Nemnya berapa ?"
Dia : "ikut kokoh saya bu, hehe, saya SMP di negeri bu, sebenarnya nem saya masuk negeri tapi saya gamau"
Ir : "lah, aneh deh kamu, kenapa gamau?"
Dia : "iya bu, saya kalau dinegeri susah bergaulnya gitu bu, kan pada rasis bu"
Ir : "kamu Buddhis kan? Kalau dinegeri ada kan guru agama Buddha nya?"
Dia : "iya ada bu,"
Ir : "tuh ada, enak kan, kalau disini kan kamu gaada guru agamanya"
Dia : "iya tapi temen2nya rasis bu"
Ir : "terus kamu main sama yang kristen aja ?"
Dia : "engga sih main sama semuanya, tapi tetep aja bu saya susah bergaul, ya namanya masih SMP bu, belum dewasa, jadi masih rasis berdasarkan agama gitu bu"
Ir : "hmmm... Tapi kamu sayang2, seharusnya kamu dapetin sarana prasarana sekolah yang lebih baik, biar bakat kamu bisa tersalurkan"
Dia : "hmm iya sih bu, tapi saya maunya semua sama-sama gitu bu, kalau disini kan enak bu temen-temennya, engga rasis, saya lebih bisa bergaul"
Ir : "hmm iya, okey, kalau gitu kamu tetep ngegambar ya dirumah, gapapa kalau kamu susah akuntansi, yang penting mau belajar, sambil kamu belajar desain grafis, pelajari Photoshop atau Corel Draw. Belajar dari YouTube, dll."
Dia : "iyya bu"

Tidak hanya dia. Beberapa anak mengaku mereka lebih nyaman sekolah di sekolah swasta meski tingkat bawah, dari pada sekolah Negeri karena momok rasis pada anak2 disekolah negeri.
Saya cukup gelisah, bagi saya, semua anak di Indonesia berhak dapat pendidikan yang berkualitas. Hmm, bukan berarti saya menjelek-jelekan sekolah ini. Tapi saya cukup gemas, ternyata, banyak anak-anak minoritas sulit bergaul disekolah karena agama. Dan mereka menghindari sekolah negeri. Padahal mereka bisa masuk.

Hmm, sedikit interospeksi. Apakah ketika menjadi anak sekolah saya pernah bersikap rasis? :(

Hmm, tidak perlu lah ya, ditanyakan, "siapa ?" :(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga