Langsung ke konten utama

Wisuda


Euporia Wisuda !
Apa yang membuat kita girang banget pas wisuda ?
Apa yang membuat kita bangga pas wisuda ?
Berkali-kali aku bertanya pada diri sendiri...

Hemm,,,
Jujur, dihari Wisuda menjadi salah satu hari yang paling membahagiakan.
Karena merasa begitu dicintai sama banyak orang, banyak teman datang dengan membawa hadiah.
Seumur hidup aku belum pernah dapet hadiah sebanyak waktu aku sidang skripsi dan wisuda.
Terimakasih Semuanya !!!

Dan yah, aku sejujurnya gak terlalu bangga sama gelar yang resmi aku sandang.
Apa yang buat aku bahagia, kayaknya emang cuma kehadiran teman-teman.

Banyak orang bilang pencapaian ini untuk orang tua.
Hemmm, duh, kok sulit ya aku merasa bangga sama diri aku sendiri.
Aku justru takut dan khawatir, takut aku gak bisa berdiri sendiri setelah wisuda nanti.
Aku khawatir, aku tidak bisa menjadi apa yang sebenarnya diharapkan orang tua.
Ahhh, Aku rasanya belum pernah bangga terhadap diri sendiri.
Aku akan lebih bangga kalau kelak aku sukses, bermanfaat, dan berkarya.
Wisuda saja itu hanya selebrasi, kita akhirnya bisa selesaikan studi, yang penuh perjuangan.

Wisuda bukan suatu keadaan kita sukses, justru semua dimulai setelah wisuda.
Saat ini justru aku sedang merasa gagal.
Gelar yang aku punya gak menjamin aku melangkah lebih mudah. Kadang-kadang jadi malu sendiri, kok kemaren girang banget pas wisuda. Tapi yah gimana engga girang, banyak temen-temen yang perduli dan sayang.

Argh, ternyata cari kerja itu sulit.
Dulu aku berusaha sekeras mungkin buat dapetin PTN. Gagal di beberapa tahap, hingga akhirnya berhasil disuatu jalan. Bersaing dengan ribuan orang, akhirnya bisa lolos juga.
Pas mau lulus, skripsi  juga penuh perjuangan. Padahal judulnya udah gampang banget, wkwk. Tapi ya aku sadar setiap skripsi itu pasti ada perjuangannya.

Tapi aku yakin, Allah pasti beri aku jalan seperti yang sudah-sudah.
Alhamdulillah...
Aku bisa selesaikan studiku InsyaAllah dengan baik.
Semoga Allah meridhoi setiap jalanku...

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga