Langsung ke konten utama

Mengapa Kita Berbeda ?

Hidup adalah soal perbedaan.
Sampai kau mati sekalipun, perbedaan lah yang akan menghiasi hari-hari seumur hidupmu.
Bukan hanya bagaimana kau bertahan dengan fikirmu. Tapi bagaimana kau membuka mata dan fikir untuk melihat perbedaan itu.
Kita adalah manusia muda.
Memiliki segunung warisan perbedaan-perbedaan yang dicetus oleh kejadian masa lalu.
Kita adalah manusia muda.
Yang penuh dengan perkembangan, & rentan perpecahan.
Bukan hanya kau yang merasa benar dimuka bumi ini.
Semua orang bisa bertindak sama sepertimu meski berbeda denganmu.
Atau mungkin, justru ada yang sama merasa bodoh, seperti aku merasakan diriku ?
Katakanlah aku tidak pernah benar, disebut benar memang bukan tujuanku.
Aku sadar, aku hanyalah secuil contoh dari segala kesalahan dan ketidaktahuan terhadap ilmu & pengetahuan.
Mungkin pula aku tak sealim dirimu yang justru bertindak keras untuk mempertegas garis perbedaan. Menyalah-nyalahkan sebagai upaya mempertahankan.
Aku, hanya bagian kecil yang melihat hidup ini penuh dengan warna-warni. Penuh perbedaan.
Dan hanya ingin menjadi temanmu, dan bersama-sama kita memaknai perbedaan untuk lebih mendekatkan hati pada-Nya.
Bagiku, Tuhan memang sengaja menciptakan perbedaan.
Agar manusia berupaya untuk berfikir, bersatu, mencari jalan keluar, saling menyayangi, & hidup damai dengan cinta.
Lagian untuk apa dihidupkan jika tidak disuruh untuk melakukan upaya-upaya ?
Resapilah barisan jamaah disuatu rumah yg megah, ramai-ramai mereka bersama tidak beda memaknai seruan takbir, sama-sama bersujud pada lantai yang dingin, tanpa lagi sibuk memikirkan perbedaan, meski kita semua sama setuju, jelas mata melihat mereka berbeda.
Aku rasa, begitulah contoh kecil nilai-nilai yang ingin Tuhan ajarkan.
Maka, lembutkanlah hatimu dalam memaknai perbedaan.
Kita tidak bisa memaksa dunia menjadi seragam dengan landasan yang kau pegang.
Kemudian kau & aku, adalah bukti perbedaan yang Tuhan cipta.
Kita tau, cinta sebagai kunci menyatukan perbedaan.
Namun bukan karena cinta enggan meleburkan perbedaan kita.
Tapi karena memang cinta yang tidak kita hadirkan sama sekali ditengah-tengah perbedaan ini.
Kadang aku kesal,
Kenapa kita berbeda ?!
Aku ingin kau & aku bersama-sama menikmati hari-hari ini hingga akhir nanti.
Tapi aku sadar,
Begitulah yang semua orang rasakan dan pertanyakan dimuka bumi ini.
"Mengapa dia berbeda ? Mengapa kita berbeda ?"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga