Langsung ke konten utama

Kepribadian ? #1

Yow what’s up guys...
Apa Kabs ??!!!
Hahaha...
Oke, akhir-akhir ini saya lagi suka banget mantengin youtube chanel Skinnyindonesian24. Saya suka, karena disana ada 2 kakak beradik yang keren banget. Karena mereka berpendidikan, jadi dibeberapa videonya kalau kita gak bisa analisis, kita gak akan ngerti apa maksud dari isi video tersebut, dan saya suka hal-hal seperti itu. Hanya saja yang kurang saya sukai adalah kata-kata kasar yang sering mereka ucapkan. Hehe,,,
Sepertinya malam ini saya tidak dapat tidur cepat lagi, dan saya mau nulis aja deh ya dari pada gatau mau ngapain, dari pada pikiran dan perasaan saya tidak terkendali kemana arahnya, wkwk.
Saya mau cerita soal kepribadian yang saya miliki. Bukan maksudnya ingin menjelaskan bagaimana saya, tapi yah, ambil saja sisi keilmuannya meski saya tau hanya sedikit kadar keilmuannnya karena memang saya miskin akan ilmu.
Teman-teman pernah mendengar istilah Ekstrover, Introver, Ambivier, atau sifat-sifat manusia seperti Melankolis, Sanguinis, Plegmatis, dan Koleris ?
Istilah-istilah tersebut tidak asing untuk kita. Saya pernah mempelajarinya dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan. Hemm, tidak banyak sih, tapi lumayan kan yang tadinya saya gak tau jadi tau hehe.
Saya tidak akan membahasnya satu persatu. Saya akan membahas apa yang menjadi kecenderungan dalam diri saya. Dan ini akan membuktikan bahwa saya memiliki kepribadian yang sehat, karena menurut referensi dari artikel lain, salah satu ciri bahwa kita memiliki kepribadian yang sehat adalah mampu menilai diri sendiri secara realistik, mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan, dsb.
Oke, jujur, kepribadian saya cenderung seorang introvert. Pencetusnya sendiri Carl Jung beranggapan bahwa jarang terdapat manusia yang sepenuhnya ekstrovert atau sepenuhnya introvert. Dan saya pastikan bahwa saya cenderung seorang introvert. Umumnya introvert adalah sebutan untuk kepribadian orang-orang yang lebih suka mengurung diri, pasif, dan sukar dimengerti. Mungkin teman-teman tau banyak tentang ciri-ciri introvert lainnya, diantaranya seperti :
1. Seorang introvert lebih fokus pada hal-hal yang bersifat psikis dari pada fisik.
2. Tidak bisa melihat keadaan yang memilukan.
3. Pemikir.
4. Berimajinasi tinggi, suka berimajinasi dan berfantasi.
5. Baginya hidupnya lebih menarik dengan apa yang ada didalam isi kepalanya.
6. Seorang introvert cemderung suka menulis.
7. Diam bukan karena tidak mengerti, tetapi diam untuk berpikir.
8. Suka belajar hal baru secara otodidak.
9. Kurang percaya dengan potensi diri sendiri.
10. Memiliki perspektif yang berbeda karena ia berpikir diuar pemikiran orang kebanyakan.
11. Tidak suka pembicaraan yang ringan
12. Suka mengamati keadaan sekitar
13. Dicap sebagai orang yang cuek atau judes.
14. Selalu terlihat tidak gaul.
15. Menikmati saat-saat dirumah.
16. Perencana yang baik.
18. Selektif dalam berteman
19. Dll
Sebenarnya ada banyak ciri-ciri seorang introvert, ada beberapa bukti dari teman dekat saya yang juga mengatakan bahwa saya adalah introvert. Saat menjadi siswa baru disekolah. Saya diam dan terlihat jutek. Sahabat saya sendiri yang menceritakan bagaimana saya saat itu. Ketika itu dia menyapa saya, dan menurut penuturannya saya hanya menjawab seperlunya saja dengan ekspresi datar-_- saya tidak terima dia menceritakan hal tersebut, karena saya sudah merasa cukup ramah wkwk. Dan hal tersebut real, namun ketika kita sudah menjadi teman dekat, saya dengan dia dapat meleburkan kekakuan introvert yang saya miliki. Begitu juga saat kuliah saat mata kuliah psikologi pendidikan. Ada kuis yang mana kita memberikan penilaian kepada teman-teman secara acak, dan begitu pun saya, saya dinilai secara acak oleh teman-teman. Dan rata-rata penilaiannya adalah saya jutek dan hanya berteman dengan teman dekat saya saja, padahal jujur, menurut saya, saya udah ramah-_-
Ciri introvert lain yang saya rasakan adalah, ketika orang lain suka berorganisasi, berkumpul, dll. Saya sebaliknya ! karena saya lebih senang berada dirumah. Tapi saya juga memiliki sedikit pengalaman mengikuti ekskul saat sekolah, meski tidak tuntas sampai lulus, karena saya terlalu selektif dan perasa. Saya kurang adaptif terhadap lingkungan, ketika saya merasa tidak nyaman, saya lebih baik keluar dari sana. Hehe
Terkadang saya sengaja menjauh dari orang-orang, seperti mematikan handphone, mengurung dikamar. Hanya untuk memikirkan hal-hal yang kaitannya antara saya kedalam diri saya sendiri. Baru saja kemarin saat liburan lebaran, hampir 2 minggu saya off. Dan tanpa sadar, hal yang tadi saya sebutkan yang menjadi alasan utama saya.
Dan satu lagi ciri introvert lain dalam diri saya. Saya sering asik dengan pikiran saya sendiri. Dan tidak pernah ada yang tau bahkan kalaupun saya beri tau segelintir orang apa yang saya pikirkan, mereka akan salah paham. Saya dapat terbuka dan menjadi sangat berisik kalau saya berada ditengah-tengah orang yang dekat dan saya rasa nyaman. Contoh pikiran yang tidak pernah orang lain tau. Kadang, kalau teman-teman sedang mengobrol dan saya kurang suka dengan topik obrolannya saya lebih baik diam membaca buku atau membaca artikel di handphone atau melihat keluar jendela dan asik dalam pikiran saya sendiri. Terkadang saya memikirkan hal konyol seperti membayangkan bahwa saya adalah seorang yang terkenal dan hebat, saya mengenakan pakaian yang bagus, berpenampilan sangat cantik, dan pergi kekampus dengan mengendarai mobil. Hal tersebut benar-benar tergambar dalam pikiran saya. Bahkan ketika saya sedang mengendarai motor. Tak jarang saya membayangkan jika saya sedang mengendarai mobil saya sendiri. Dan sumpah, gak pernah ada orang yang tau. Karena kalau saya ceritakan mungkin Cuma bakal diketawain. Dan masih banyak hal lain yang lebih seru didalam pikiran saya. Saya gak mau ceritain ah tar jadi pada tau. Ohya, begitu pula kalau saya sedang membaca, apa yang saya baca tak jarang ilustrasinya akan tergambarkan dalam kepala saya.
Nah, ada yang bilang kalau orang introvert itu cerdas. Karena diawal saya sudah katakan bahwa saya bukan sepenuhnya introvert. Saya pastikan bahwa tingkat intelektual saya masih rata-rata. Kalau diatas rata-rata mungkin saya udah bisa menciptakan sesuatu saat ini, bukan malah sampah begini, hehe.
Mengapa saya katakan bahwa saya tidak sepenuhnya introvert namun cenderung introvert. Karena saya masih senang untuk berkenalan dengan orang baru, saya senang mengobrol dengan orang lain meski tidak dekat. Saya masih bisa bersosialisasi dengan baik di lingkungan. Dan apabila seseorang introvert sepenuhnya, dia akan sulit bersosialisasi dengan baik di lingkungannya.
Sebenarnya kecenderungan ini dapat di alihkan atau dikurangi, tergantung bagaimana lingkungan kita. Saya terkadang kesulitan, karena kecenderungan introvert ini akan membuat saya merasa memiliki ruang lingkup sosial yang sempit, namun sebaliknya saya tidak mudah bergaul akrab dengan sembarang orang, kalau untuk sekedar ngobrol dan saling sapa masih bisa, tapi kalau untuk sekedar main, jalan, susah banget kalau bukan sama orang yang bener-bener biasa pergi dan main sama dia. Jadi mohon maaf banget kalau kadang Irma suka susah diajak main. Tergantung moodnya emang. Kadang males gitu. Kalaupun berangkat pergi sama orang asing, biasanya itu bener-bener maksain. Terutama buat kaka kaka atau teman-teman yang belum terlalu akrab. Mohon maap ajakannya suka ditolak. Mohon maklum aja ya, hehe.
Karena itu saya kerap merasa bahwa ruang lingkup sosial saya sempit, namun saya sendiri bingung bagaimana mengantisipasinya.
Saya juga gabetahan kalau menginap di kediaman orang lain. Entahlah pokoknya bagi saya kamar pribadi saya adalah istana kayak istananya Elsa di film Frozen, dan hal-hal tersebutlah yang membuat saya sulit membuka diri. Dan saya masih belum memiliki jawaban atas masalah ini, hehe.
Mungkin banyak teman-teman yang memiliki kecenderungan introvert ?
Mungkin ada juga yang merasakan apa yang saya rasakan ? Ada saran dan nasehat ?
Ditambah lagi saya memiliki kecenderungan Sifat Melankolis.
Saya akan bahas melankolis di tulisan berikutnya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga