Lelah bathin ini mencari. Mencari jalan yang sekiranya benar menurut pikir.
Banyak waktu terbuang untuk meyakini hal-hal yang menurutku benar. Iya, aku hanyalah secuil akal, yang aku gerakkan untuk kesalahan.
"Boleh jadi kau membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kau tidak mengetahui"
Begitu sekiranya nyanyian ayat Al-Qur'an menyirami relung-relung hati yang gersang.
Apakah aku telah melangkah terlalu jauh memunggungi-Mu ya Tuhan ?
Selain akal yang penuh kesalahan, akupun ternyata tidak pandai menilai diriku sendiri.
Aku mencari hingga lelah. Malu aku Ya Tuhan, mengadu lelah pada-Mu. Padahal yang aku kerjakan tidak lain hanyalah mengeluh dan berjalan menjauh dari Mu.
Pagi esok, akankah embun masih mau menyapaku dengan kesejukan?
Atau ia jijik dengan segala perilaku dan isi hatiku ?
Namun tidak, aku yakin tidak.
Oh, Embun pagi yang suci dan murni, ia tidak layak diburuk sangka, ia bahkan tidak akan sombong sekalipun denganku yang gelap ini.
Tuhan, maafkan aku. Telah kubuang sia-sia air mata ku untuk rasa yang seharusnya tak perlu aku rasakan.
Kusia-siakan waktuku untuk berdiri pada pijakan yang seharusnya ku gunakan untuk berbahagia mensyukuri nikmat-Mu.
Aku pucuk ranting yang masih harus bersemi. Aku kuncup bunga yang seharusnya menjadi indah pada waktunya nanti.
Tapi Tuhan,
Masihkah Kau beri aku kesempatan menjadi indah esok pagi ?
Aku telah lelah berjalan memunggungi-Mu.
Semakin aku mencari, semakin aku menjauh.
Semakin aku tersakiti, semakin aku menyakiti.
Dzalimnya aku ya Tuhan.
Telah kurusak hatiku.
Juga hati orang lain.
Dzalimnya aku ya Tuhan.
Masih kah aku diberi kesempatan menjadi indah esok pagi ?
Telah Kau anugerahkan hati pada kami para manusia. Bahkan sebenarnya Kau hadir pada setiap hati kami yang beriman.
Ampuni aku ya Tuhan. Aku abaikan Kau dalam hatiku sendiri. Ya Tuhan, aku telah menyakiti hatiku sendiri dan hati orang-orang lain atas nama hati dan perasaan.
Tak bosan aku katakan, Dzalimnya aku ya Tuhan.
Cinta,
Kutau Kau yang memiliki juga Kau yang menciptanya. Bahkan mungkin aku belum mengerti apa maknanya.
Ampuni aku lagi ya Tuhan. Ajari aku mengenalnya. Ajari aku merindunya dengan cara yang sebenar-benarnya.
Aku telah berdosa atas nama rasa.
Ternyata aku lelah ya Tuhan.
Menunggu dan mengharap cinta pada manusia.
Aku menyerah, aku akui ini perilaku sia-sia yang amat melelahkan.
Aku ingin berhenti menunggu, aku ingin berhenti berharap.
Masihkah ada kesempatan untuk ku bahagia dengan cinta esok pagi ?
Masihkah kau simpan cinta untuk menghidupkanku esok pagi ?
Melalui hati kau buatkan rumah bagi Cinta.
Namun, demi segumpal hati yang kumiliki.
Masihkah Kau mau menerima hatiku meski kutau bahwa Kau lebih tau segala apa yang terselip di hatiku.
Tuhan...
Anugerahkan padaku cinta, esok pagi.
Agar kubisa menjadikan bisikan-bisikan Mu mau bersemayam setiap saat dihatiku.
Tuhan,
Aku ikhlas menerima Cinta, dengan cara dan segala rahasia dari Mu.
Aku akan berhenti disini.
Berhenti dari ruang yang paling gelap.
Ternyata aku salah menilai para bulan dan bintang. Mereka lebih indah dari pada yang pernah ku ceritakan. Dan mereka bukan mereka yang pernah aku sangka.
Aku akan berhenti disini.
Semakin banyak aku bertanya. Aku khawatir aku malah akan meragukan segala Ke Agungan dan segala Kelapangan Cinta Mu.
Tuhan,
Bawa hatiku pada tempat yang terang.
Juga pulihkan hati mereka yang telah ku gariskan luka.
Tuhan,
Aku akan terbangun dengan sadar.
Sampaikan pada cinta yang telah Kau bungkus untuku...
Jemput aku, esok pagi...
15/05/16
Komentar
Posting Komentar