Langsung ke konten utama

Kurikulum untuk Kemaslahatan Bagi Indonesia

Kurikulum untuk Kemaslahatan Bagi Indonesia
(Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 )
            Kita ketahui bahwa kurikulum Pendidikan di Indonesia tidak ada habisnya untuk diperlajari dan disempurnakan. Kurikulum yang terakhir kali disahkan pemerintah, yaitu Kurikulum 2013 belum redam menjadi pembicaraan banyak pihak. Segala kritik pro dan kontra ditujukan untuk kurikulum yang tugasnya berjalan dalam menjaga alur cerita Pendidikan di Indonesia tersebut.
            Kurikulum adalah apa yang dibutuhkan oleh pendidikan, maka kurikulum pendidikan di Indonesia haruslah sejalan dengan bagaimana keadaan sebenarnya pendidikan di Indonesia. Sebelum membahas soal kurikulum pendidikan Indonesia, mari kita tilik kembali apa pengertian dari pendidikan. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian, pengendaian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
            Kurikulum juga dapat dikatakan sebagai sistem dari pendidikan, sebagai jalan raya bagi berjalannya motor-motor pendidikan untuk sampai pada tujuan dengan selamat dan efektif. Anggaplah saja motor pendidikan itu berupa lembaga pendidikan, tenaga pendidik,  dan para penumpangnya adalah masyarakat dan anak-anak didik. Sedangkan tujuannya adalah tujuan dari pendidikan itu sendiri, seperti yang diatur dalam Undang-undang misalnya. Lalu kurikulum sebagai jalan rayanya yang berperan sebagai mengatur arah, baik mudah atau sulitnya jalan yang ditempuh, dalam mencapai tujuan tersebut.
            Seperti yang kita ketahui, kurikulum di Indonesia telah mengalami berbagai perubahan dari tahun 1947 sampai yang terakhir tahun 2013. Setiap perubahan memiliki konsep yang berbeda, juga setiap perubahan yang pasti memiliki tujuan untuk memajukan Pendidikan di Indonesia. Namun ada hal yang terlewat yang sebaiknya pun diatur dalam Undang-undang maupun Kurikulum yaitu kestrataan. Dalam sejarahnya pendidikan Indonesia mengalami beberapa kali kestrataan. Mulai anak perempuan yang diperbolehkan bersekolah seperti anak laki-laki, kemudian anak pribumi yang dapat bersekolah di sekolah Belanda, dan pada masa 70 tahun setelah pembacaan teks proklamasi dan kemerdekaan Indonesia diakui secara de facto dan de jure, masih banyak terdapat kesenjangan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dan saya kira hal tersebut seharusnya juga dibahas dalam kurikulum.
            Mengingat kembali pada janji kemerdekaan yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi ”Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kita sebagai rakyat mungkin bingung ingin menagih janji yang tersebut diatas kepada siapa, sebenarnya tak perlu ada yang menagih memang sudah seharusnya seluruh generasi bangsa menerima pendidikan yang layak juga sudah seharusnya seluruh rakyat Indonesia memiliki kesadaran penuh akan sangat pentingnya pendidikan. Meski sekarang ini sudah terdapat beberapa organisasi Nasional yang bergerak untuk perduli terhadap anak bangsa didaerah Terdepan-Terluar-Tertinggal seperti Indonesia Mengajar, saya kira kurikulum pendidikan di Indonesia yang rajin disempurnakan ini tetap harus ikut mempertimbangkan mereka yang masih jauh dari kata mudah untuk menerima pendidikan dalam perancangannya.
            Mungkin, dalam kalangan akademisi mereka sangat setuju bahwa betapa pentingnya pendidikan bagi segala aspek kehidupan termasuk keberlangsungan dalam bernegara. Akan tetapi ternyata kesadaran seperti itu tidak sepenuhnya dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia, yang orang awam ketahui hanyalah menilai mudah atau sulitnya sesuatu, termasuk pendidikan. Saya kira kurikulum pendidikan Indonesia dewasa ini semakin menjadi terlalu materialistik, banyak tuntutan bagi siswa terlebih bagi para tenaga pendidiknya, mengingat kita juga perlu mengevauasi kembali kompetensi para pendidik di Indonesia yang berperan sebagai setir dalam prosesnya, sehingga pemahaman akan kurikulum yang kurang pada tenaga pendidik menjadi berpengaruh sekali dalam proses pendidikan tersebut, juga tentunya membutuhkan banyak sekali anggaran. Sedangkan adik-adik kita yang berada diluar sana, jangankan fasilitas pendidikan yang bagus, ruangan untuk belajar saja reot, dan keadaan tenaga pendidiknya yang kurang, bahkan upah yang sangat kecil. Mengapa kurikulum pendidikan di Indonesia ini tidak disederhanakan saja akan tetapi merata dan menjadikannya berjalan se-efektif mungkin, tanpa mengurangi atau menjauh dari maksud dan tujuan pendidikan, bahkan dapat mengantarkan kita untuk lebih mendekat dengan nilai luhur, serta jati diri Indonesia, menjadikan kurikulum sebagai penyatu bangsa. Juga menjadi sangat penting kurikuum pun berperan dalam mempersiapkan tenaga pendidik yang kompeten. Karena menurut saya, yang pertama terpenting dari kurikulum adalah mengantarkan kita menuju tujuan dari pendidikan. Dan  yang kedua terpenting adalah kurikulum sebagai kemaslahatan bagi seluruh rakyat Indonesia.
           

            

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga