Semalam hujan deras.
Tapi bukan awan yang buat.
Aku sendiri yang buat hujan turun.
Bukan hal yang bermanfaat memang. Karena hujannya tidak sampai membasahi tanah dan menyuburkan tanaman.
Lagi pula tidak sampai menyebabkan gemuruh dan kilat yang bersaut-sautan.
Karena aku hanya dapat membuat hujan.
Tapi bukan awan yang buat.
Aku sendiri yang buat hujan turun.
Bukan hal yang bermanfaat memang. Karena hujannya tidak sampai membasahi tanah dan menyuburkan tanaman.
Lagi pula tidak sampai menyebabkan gemuruh dan kilat yang bersaut-sautan.
Karena aku hanya dapat membuat hujan.
Satu hal yang pasti akan kau tanyakan.
Kenapa aku dapat membuat hujan ?
Tapi ketahuilah bahwa akupun menanyakannya.
Bedanya dengan kau. Kau menanyakan padaku.
Sedangkan aku bertanya pada kenihilan.
Kenapa aku dapat membuat hujan ?
Tapi ketahuilah bahwa akupun menanyakannya.
Bedanya dengan kau. Kau menanyakan padaku.
Sedangkan aku bertanya pada kenihilan.
Biar ku coba untuk jawab pertanyaan mu.
Mungkin ada reaksi pada tubuhku yang harus aku lawan dengan hujan.
Tapi sepertinya tidak.
Ternyata aku harus pula melawan hujan yang kubuat sendiri.
Tapi,
Kenapa ?
Nihil.
Mungkin ada reaksi pada tubuhku yang harus aku lawan dengan hujan.
Tapi sepertinya tidak.
Ternyata aku harus pula melawan hujan yang kubuat sendiri.
Tapi,
Kenapa ?
Nihil.
Ohya. Sepertinya aku lupa menyirami tanaman bungaku.
Bunganya indah, warnanya biru.
Semakin dipandangi, semakin indah.
Terakhir kulihat ia segar sekali. Birunya yang paling indah sejak awal kurawat dia.
Aku tengok semalam,
Ternyata warnanya telah berubah.
Aku lupa sirami ia dengan air.
Aku lupa menyapa ia tiap pagi.
Aku lupa, dan skr warnanya berubah.
Aku hujani ia.
Tapi, kenapa ? Ia tetap dengan keadaannya yang sekarang.
Bunga biruku mungkinkah kembali berwarna biru.
Tapi kenapa ?
Sampai hati aku melupakannya.
Tapi kenapa ?
Bunga ku bisa-bisanya berubah warna.
Yang kutau warnanya biru.
Bunganya indah, warnanya biru.
Semakin dipandangi, semakin indah.
Terakhir kulihat ia segar sekali. Birunya yang paling indah sejak awal kurawat dia.
Aku tengok semalam,
Ternyata warnanya telah berubah.
Aku lupa sirami ia dengan air.
Aku lupa menyapa ia tiap pagi.
Aku lupa, dan skr warnanya berubah.
Aku hujani ia.
Tapi, kenapa ? Ia tetap dengan keadaannya yang sekarang.
Bunga biruku mungkinkah kembali berwarna biru.
Tapi kenapa ?
Sampai hati aku melupakannya.
Tapi kenapa ?
Bunga ku bisa-bisanya berubah warna.
Yang kutau warnanya biru.
Kenapa ?
Pertanyaan terbesarku, dan tertuju pada seluruh permasalahan.
Kenapa hujan ?
Bunga kenapa ?
Kenapa bulan hanya sendiri ?
Kenapa kupu-kupu diusir untuk menjauh ?
Kenapa hujan menenggelamkanku sendiri ?
Kenapa aku takut aku kehilangan hatiku sendiri ?
Kenapa aku takut sendiri, padahal lebah-lebah belum terancam punah ?
Kenapa terlalu banyak kenapa ?
Kenapa ?
Padahal aku sendiri sadar.
Cepat atau lambat bahkan yang kuanggap nihil pun akan memberikanku jawaban.
Kenapa ?
Pertanyaan terbesarku, dan tertuju pada seluruh permasalahan.
Kenapa hujan ?
Bunga kenapa ?
Kenapa bulan hanya sendiri ?
Kenapa kupu-kupu diusir untuk menjauh ?
Kenapa hujan menenggelamkanku sendiri ?
Kenapa aku takut aku kehilangan hatiku sendiri ?
Kenapa aku takut sendiri, padahal lebah-lebah belum terancam punah ?
Kenapa terlalu banyak kenapa ?
Kenapa ?
Padahal aku sendiri sadar.
Cepat atau lambat bahkan yang kuanggap nihil pun akan memberikanku jawaban.
Kenapa ?
Saat kau berhenti bertanya kenapa padaku.
Inginku masih utuh tuk bertanya kenapa.
Inginku masih utuh tuk bertanya kenapa.
Komentar
Posting Komentar