Langsung ke konten utama

Ke-Indah-an

Indah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Indah berarti sesuatu yang enak dipandang. Sesuatu yang elok. Sesuatu yang cantik. Sesuatu yang bagus.
Menurut ku, Indah melebihi yang enak dipandang, melebihi yang cantik, melebihi yang bagus.
Dan begitulah Tuhan menciptakan Perempuan, 'Indah'
Menurutku, seluruh perempuan terlahir dengan fitrahnya sebagai keindahan. Keindahan yang tidak bisa tercipta oleh tangan-tangan manusia. Hanya dicipta oleh NYA.
Berbicara soal perempuan. Kita sendiri cukup jeli, melihat yang mana-mana saja perempuan yang cantik. Tapi, Indah yang kumaksudkan disini bukan hanya sekedar Cantik yang dapat dengan mudah dinilai oleh mata manusia. Tapi sesuatu yang cantik secara fisik, kepribadian, maupun karakter. Tentu kepribadian, dan karakter tidak cukup kita nilai hanya dengan sepenglihatan mata saja. Setuju ?
Iya, kita semua tau, banyak sekali perempuan cantik pada zaman seperti sekarang ini. Yang mana sih yang gak cantik ? Menurut saya justru perempuan itu semuanya cantik, apalagi ditunjang dengan pakaian yang stylish, dandanan yang oke, atau dengan efek kamera yang pas (haha bercanda ya).
Perempuan cantik secara fisik sangat mudah kita deteksi dengan mata penglihatan kita sendiri. Kita bisa lihat bagaimana ia berpakaian, rapikah, atau acak-acakan kah ? Bagaimana kebersihannya, harum kah, atau bau ketek kah (haha bercanda lagi).
Lalu bagaimana dengan kepribadian ?
Sulit kita mengenal kepribadian orang lain. Kecuali dengan cara mengenalnya langsung. Tidak boleh asal lihat foto di instagram atau social media lainnya kita langsung menilai dia baik, dia solehah, dia jahat, dia nakal, dll.
Contohkan saja aku, ketika aku mengupload foto dengan pose aku sedang memegang AlQur'an, dan ditambahkan sedikit caption yang agak berbau agama, semua orang yang melihatnya bisa saja menilai bahwa aku rajin baca Qur'an, atau ada saja mungkin yang menilai bahwa aku sok alim.
Atau,
Aku memasang foto berdua berdekatan dengan teman lelaki, dengan caption sedang berlibur kesuatu tempat. Bisa saja orang lain menilai bahwa aku macem-macem.
Segala kemudahan dalam social media, ternyata membuat kita tambah kesulitan dalam memahami kepribadian seseorang.
Ke-alami-an dalam membawa diri kian berkurang dengan segala fasilitas yang zaman telah berikan, membuat kita haruslah menjadi orang-orang yang lebih cerdas, dan kritis.
Perempuan, mereka indah dengan kecantikan fisik yang telah Tuhan berikan sebagai hadiah terindah dalam kehidupan. Sudah menjadi kewajiban bagi kita para perempuan, untuk merawat kecantikan yang telah kita miliki.
Kita harus pandai bersyukur. Aku belum pandai dalam bersyukur, aku masih belajar untuk bersyukur. Tapi kecantikan tanpa dirawat, dan tanpa bersyukur, hanya akan menjadi catatan yang akan terhapus perlahan oleh waktu.
Kalau saja ada laki-laki katakanlah memilihku karena aku 'cantik'. Aku justru akan kurang menyukainya. Iya, betapa mata keranjangnya laki-laki jika begitu keadannya.
Maka, jika kau mendekat padaku,
Kenalilah pikiranku, karakterku, kepribadianku, hatiku, ruhku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga