Langsung ke konten utama

Resensi Novel

Saya berikan contoh resensi Novel. Resensi ini saya tulis ketika saya di tugaskan oleh guru Bahasa Indonesia saya saat saya kelas XI di SMA Negeri 96, Jakarta Barat. Semoga Bermanfaat :)



surat kecil untuk tuhan.pngPerjuangan Seorang Gadis Melawan Kanker Ganas
Oleh : Irma Ayu Sawitri
Judul Buku                   : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penulis                 : Agnes Davonar
Penerbit               : Inandra Published
Cetakan               : 8,
Tahun                  : 2011
Tebal                             : x + 228 halaman


           Takdir memang tidak dapat di tebak, siapa pun tidak ingin mengalami hal yang di alami oleh gadis yang baru berusia 13 tahun ini. Keke, begitulah orang memanggilnya. Seorang gadis yang berjuang melawan Kanker ganas dengan penuh ketegaran dan semangat hidup.
            Novel karya dua besaudara Agnes dan Davonar yang bejudul ‘Surat Kecil Untuk Tuhan’ merupakan novel kisah nyata yang pertama mereka tulis dan sempat di publikasikan di blog mereka. Ribuan air mata berjatuhan ketika kisah ini di baca. Novel ini juga di angkat menjadi film. Kisah Keke dari novel ini menjadi inspirasi bagi siapapun karna perjuangannya dalam menghadapi cobaan dalam hidupnya.
            Surat Kecil Untuk Tuhan adalah sebuah buku yang diangkat dari kisah nyata perjuangan seorang gadis remaja Indonesia benama Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke melawan kanker ganas. Keke yang baru berusia 13 tahun adalah seorang gadis cantik dan pintar yang tiba-tiba di vonis dokter menderita kanker jaringan lunak pertama kali di Indonesia. Kanker itu menyerang wajahnya, dan membuat paras cantiknya menjadi seperti monster.
            Awalnya Keke hanya mengeluh sakit mata, matanya merah dan sedikit perih. Ia hanya menetesi matanya dengan obat tetes biasa pada umumnya, namun di kemudian hari iritasi dan perih di matanya tidak sembuh kemudian di sertai dengan mimisan dan pusing. Hingga akhirnya ayahnya membawa Keke ke dokter. Ayahnya membawa Keke ke Dokter Adi Kusuma, dokter tidak berkomentar banyak tentang keadaan Keke, dokter hanya mengira Keke mengalami sinus dan memberikan resep obat. Kemudian dokter menyarankan ayahnya Keke untuk membawa Keke ke dokter ahli THT di kemudian hari.
            Setelah Keke bertemu dan di periksa oleh dokter ahli THT, dokter memvonis Keke menderita Rabdomiosarcoma atau kanker jaringan lunak yang termasuk dalam kanker ganas, dokter berkata pada ayahnya Keke, bahwa kanker ini berkembang sangat cepat bahkan dapat membunuh Keke dalam waktu lima hari apabila tidak cepat di ambil tindakan. Dokter menyarankan ayahnya Keke untuk melakukan operasi pengangkatan sel kanker yang bersarang di tulang pipi sebelah kirinya. Namun ayahnya kurang menyetujuinya, ayahnya tidak tega jika wajah anaknya cacat. Ayahnya masih merahasiakan tentang penyakit yang di alami Keke. Ayahnya tidak ingin anaknya tahu apa yang sebenarnya di derita oleh Keke, ayahnya hanya menjelaskan bahwa Keke hanya mengalami sinus dan flu biasa.
            Ayahnya terus berusaha agar Keke tidak di operasi, berbagai pengobatan alternatif telah di jalani, namun nihil penyakit itu tak kunjung menghilang dari tubuh Keke. Keadaan Keke semakin parah, wajahnya semakin membengkak, dan terlihat seperti monster. Keke mulai gusar dan mempertanyakan apa yang sebenarnya dia derita, sampai akhirnya Keke tahu yang sebenarnya bahwa yang membuat wajahnya seperti monster adalah kanker ganas yang dapat membunuhnya dalam waktu dekat. Tapi Keke tetap semangat menjalani hari-harinya dia tetap bersemangat untuk bersekolah, walaupun dia harus menahan sakit yang luar biasa. Keke selalu berusaha terlihat kuat di hadapan ayahnya, Keke sosok gadis yang sangat tegar, dia tidak ingin mengeluhkan sakitnya di hadapan ayah dan para sahabatnya.
            Suatu ketika ayahnya mendengar tentang kehebatan seorang profesor yang sudah berpengalaman selama 20 tahun menghadapi kanker. Setelah mencari tahu kesana kemari akhirnya ayah pun berhasil menemukan prof. Mukhlis. Keke segera di bawa ke dokter Mukhlis di sebuah rumah sakit, seperti biasa Keke menjalani proses seperti yang dia jalani dengan dokter sebelumnya.
            Kemudian Keke menjalani tindakan selain operasi, Keke menjalani proses kemoterapi selama berbulan-bulan, dan hasilnya tidak  sia-sia. Keke berhasil dinyatakan sembuh dari kanker berkat semangat hidup dan perjuangannya. Keke sangat besyukur dan bahagia, dia sudah terlepas dari mimpi buruk itu. Keke semakin bersemangat menjalani hari-harinya, Keke semakin termotivasi agar ia berprestasi di sekolah.
            Keke dinyatakan sembuh, namun hanya sekitar 3 bulan. Kemudian mimpi buruk itu menghampirinya lagi, dia dinyatakan positif  kanker. Kondisi tubuh Keke sangat lemah, tubuh Keke juga mulai mengalami penolakan atas obat-obat keras yang harus di suntikkan ke tubuhnya untuk membunuh sel-sel kanker pada wajahnya.
            Tubuh Keke semakin melemah, kanker tersebut mulai menguasai tubuh Keke. Kanker tersebut semakin pintar dan menyerang organ-organ Keke yang lainnya. Hingga akhirnya Keke lelah dan akhirnya meninggal.
            Novel Agnes Davonar ini sangat bagus, karna banyak pesan positif di dalamnya. Novel ini sangat mengharukan bagi pembacanya. Kelemahan dari novel ini adalah penulisannya yang banyak keliru atau pengetikan kata yang salah. Tapi semua tidak berpengaruh karna makna cerita yang sangat menyentuh.
            Dari novel ini, banyak pelajaran yang dapat di petik dari seorang gadis remaja, Keke dalam berjuang melawan kanker ganas yang di deritanya. Penggambaran yang sangat menggambarkan keadaan pada cerita membuat pembaca puas membacanya. Bahkan pembaca dapat saja menangis karna penggambaran yang begitu menyentuh.
            Dari novel ini kita dapat belajar tentang arti cobaan hidup, dan Tuhan memberi cobaan karena Tuhan menyayangi umatnya. Cobaan tidak untuk di sesali dan di tangisi, cobaan untuk di syukuri dan kita harus optimis bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita.
            Novel ini bagus dan menarik untuk di baca. Kisah perjuangan seorang gadis yang begitu menyentuh dan memberikan inspirasi bagi siapa saja yang membacanya. Selamat membaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cyclo Progynova #part1

Ehem, kali ini saya akan ceritakan sedikit pengalaman saya mengonsumsi Cyclo Progynova. Saya memiliki masalah dengan hormon. Secara fisik, badan saya tidak ideal memang, tinggi saya sekitar 160cm dan berat badan 42kg. Saya sangat tau bahwa berat badan saya tidak ideal, bisa dibilang sangat kurang. Tapi apalah dikata, saya memang sulit untuk gemuk. Hehe. Saya memiliki masalah dengan siklus haid. Sejak saya sekolah, haid saya sudah tidak teratur. Kadang lancar, kadang engga. Bulan ini haid lancar, bulan depan saya bisa enggak dapat haid. Atau saya pernah mengalami darah Istihadah. Selama sebulan full saya mendapati pendarahan serupa haid, dan hal tersebut sangat meresahkan. Saya galau sekali memikirkan hukum suci saya. Memang sih, kalau lebih dari 15 hari masih ada darah. Saya dikatakan wajib beribadah dan hukumnya sama seperti saya ketika suci. Tapi bagian paling merepotkan adalah ketika saya harus memastikan bahwa saya 'bersih' dan saya harus bersih-bersih sebel

Cyclo Progynova #part2

Yak... Ini lanjutan review yang pernah aku buat tahun lalu, yaitu mengenai Cyclo Progynova. Aku memang sengaja tidak ingin menulis kelanjutannya, tapi karena ada beberapa teman yang menghubungiku untuk menanyakan lanjutan ceritanya, maka baiklah, aku akan melanjutkannya. Well, sebenarnya aku memang malas melanjutkan untuk menulis cerita tentang ini, karena aku mengalami sedikit kekecewaan, aku malah takut orang lain yang membacanya malah ikutan kecewa, wkwk. Padahal kan pengalaman kita bisa berbeda. Jadi sebenarnya aku tidak mengonsumsinya sampai 3 blister. Aku berhenti ketika blister kedua habis, dan ternyata hal tersebut berdampak kurang baik. Aku mengalami flek-flek tidak menentu kadang ada, kadang tidak ada, dengan kurun waktu yang tidak bisa ditebak, seminggu ada, seminggu hilang, dan hal tersebut berlangsung selama sekitar satu semester alias 4 bulan, kira-kira selama aku semester 7. Jadi, aku selesai mengonsumsi blister kedua itu tepat saat setelah liburan lebaran

Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah

(essay ini saya tulis dalam memenuhi tugas mata kuliah Politik Islam) Syura, Ahlul Halli wal Aqdi, dan Bay’ah wal Mubayaah ( Irma Ayu Sawitri – 1113015000092 – irma.ayus13@mhs.uinjkt.ac.id ) Syura             Kata syura memiliki pengertian yang sangat beragam. Sesungguhnya istilah syura berasal dari kata sy-wa-ra, syawir yang berarti berkonsultasi, menasehati, memberi isyarat, petunjuk dan nasehat. Pendapat yang lain mengatakan pula bahwa syura memiiki kata kerja syawara-yusyawiru  yang berarti menjelaskan, menyatakan atau mengajukan untuk mengambil sesuatu. Menurut Imam Syahid Hasan al-Banna Syura adalah suatu proses dalam mencari sebuah keputusan atau kesepakatan yang berdasarkan pada suara terbanyak dan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan hendaklah setiap urusan itu diserahkan kepada para ahlinya demi mewujudkan suatu hasil yang maksimal dalam rangka menjaga stabilitas antara pemimpin dengan rakyat. [1]             Secara istilah penggunaan kata   syura menga