Berikut adalah Contoh Resensi Kumpulan Cerpen. Resensi ini saya tulis
ketika saya di tugaskan oleh guru Bahasa Indonesia di kelas XII SMA
Negeri 96 Cengkareng Timur - Jakarta Barat. Semoga bermanfaat :)
Luapan Cerita Keseharian
Judul Buku : Kaki yang Terhormat
Pengarang : Gust TF Sakai
Penyunting : Fajarianto
Penerbit : PT
Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Tebal Buku : 118 halaman
Harga : RP. 35.000-,
G
|
ustafrizal Busra atau yang lebih dikenal dengan Gus tf Sakai lahir di
Payakumbuh, Sumatera Barat 13 Agustus 47 tahun yang lalu. Dia seorang kolektor
dan pekerja cerpen. Sebelum Kaki yang
Terhormat, banyak kumpulan cerpennya yang telah terbit, diantaranya adalah Istana Ketirisan (Balai Pustaka, 1996), Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (Gramedia,
1999), Laba-laba (Gramedia, 2003),
dan Perantau (Gramedia, 2007).
Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta menerima Penghargaan Sastra
Lontar 2001 dan Penghargaan Sastra Pusat Bahasa 2002, dan telah di terjemahkan
kedalam bahasa Inggris oleh The Lontar Foundation dengan judul The Barber and Other Short Stories
(2002) dan menerima SEA Write Award dari Kerajaan Thailand (2004). Banyak
penghargaan yang telah ia peroleh trmasuk pada buku berjudul Perantau ia mendapatkan penghargaan
sastra Khatulistiwa 2007 dan terpilih sebagai fiksi terbaik pilihan pembaca
Ruang Baca Koran Tempo 2007.
Cerpen “Kaki yang
Terhormat” sendiri merupakan salah satu Cerpen pilihan Kompas 2009. Gus tf Sakai juga menerima Anugerah Sastra dari
fakultas sastra Universitas Andalas (2002), Anugerah Tuah Sakato dari Gubernur
Sumatera Barat (2008), serta Anugerah Sastrawan Berdedikasi dari harian Kompas (2010).
Dengan berbagai
penghargaan yang ia peroleh, dapat di simpulkan bahwa kemampuannya mengarang
cerita tidak dapat diragukan lagi. Kaki yang Terhormat adalah kumpulan cerpen
yang memuat cerpen-cerpen realis Gus tf Sakai dalam masa 25 tahun
kepengarangannya, mulai dari “Bulan Setempayan” yang ia tulis saat berusia 19
tahun dan memenangi sayembara menulis cerpen di sebuah majalah, sampai “Kaki
yang Terhormat” yang terpilih sebagai salah satu ceren pilihan Kompas 2009.
Jika kita lihat dari
cara menyampaikan isi cerita, Gus tf Sakai cenderung membuat para pembaca
bingung dan penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Gus tf Sakai menggiring para
pembaca ke dalam ceritanya dengan teka-teki yang diciptakannya kemudian Gus tf
Sakai memberikan kejutan di akhir cerita.
Hal tersebut yang membuat pembaca penasaran dan menjadikan cerpennya
terlihat berbeda.
Ada beberapa cerpen
yang unsur dan gaya bahasanya cukup sulit di mengerti pembaca, keadaan tersebut
menuntut si pembaca untuk lebih fokus agar pembaca dapat memahami inti cerita.
Penjabaran masalah yang cukup berbelit membuat pembaca penasaran dan
meningkatkan konsentrasinya sampai cerita habis di baca, seperti dalam “Upit”
cerpen tersebut menceritakan seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku
SMU, kemudian ia di jodohkan dengan seorang lelaki pemilik toko berumur 40
tahun, yang ternyata lelaki tersebut adalah seorang gay. Di dalam cerpen
tersebut pokok permasalahan di ceritakan begitu berbelit, namun menggunakan
gaya bahasa yang ringan sehingga tidak menambah kesulitan bagi pembaca.
Cerpen yang berjudul
“Lebaran, Jangan, Jangan” merupakan cerpen yang cukup seru, cerpen tersebut
berkisah tentang seorang anak laki-laki yang merantau untuk membantu
perekonomian keluarga, ia di janjikan gaji yang besar namun ternyata ia di
tipu, hingga pada akhirnya lebaran tiba ia tidak di izinkan pulang untuk
menemui ibunya, dan ia mencoba berenang di lautan untuk bisa pulang ke rumah,
apakah anak tersebut dapat sampai kerumah ? baca kisah selengkanya di Kaki yang Terhormat.
Gus tf Sakai mengikut
sertakan cerpennya yang ia buat saat ia berumur 19 tahun yang berjudul “Bulan
Setempayan” Ia menceritakan tentang seorang nenek yang tidak mau di sebut tua,
seorang nenek yang kuat dan selalu bekerja keras di masa mudanya. Kini nenek
tersebut renta, dan di asuh oleh anak laki-laki tunggalnya di kota. Nenek selalu
di temani oleh cucu yang sangat menyayanginya. Tetapi nenek tetap tidak ingin
hanya diam. Dalam cerpen tersebut Gus tf Sakai menggambarkan apa yang di
pikirkan dan di rasakan oleh sang nenek, ceritanya cukup menyentuh dan membuat
pembacanya penasaran.
Sebagian besar cerpen
yang berada di buku ini membuat pembaca penasaran. Seperti cerpenya yang
berjudul “Melihat Ibu” yang merupakan cerita yang cukup unik dan menantang bagi
si pembaca, kemudian cerpennya yang berjudul “Kaki yang Terhormat"
lagi-lagi menceritakan seorang nenek, kali ini nenek yang beranggapan bahwa
bagian yang tubuh yang paling penting adalah kaki, ada sedikit unsur lelucon di
dalamnya, namun tetap cerpen tersebut membuat pembaca penasaran dan terkejut.
Cerpen-cerpen kreatif yang unik milik Gus tf Sakai tersebut dapat Anda baca
dalam buku Kaki yang Terhormat.
Cerita-cerita yang
unik, menantang, dan membuat penasaran karya Gus tf Sakai patut untuk di
pertimbangkan sebagai bacaan anda. Kaki
yang Terhormat merupakan kumpulan karya-karya pilihan Gus tf Sakai.
Tidak salah jika Anda memilih buku ini.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus