Sore tadi, langit cukup cerah. Seperti biasanya, aku mengendarai motorku, sendiri. Angin berhembus, berteman debu, berkawan polusi. Aku tersenyum. Spontan aku mengingat, adakah kawan yang benar-benar dapat menjadi sandaran lelahku. Kawan yang benar-benar mencurahkan ketulusannya padaku. Iya, ternyata aku hampir sampai rumah. Tapi ingatan tersebut sepertinya asik tuk diteruskan. Aku rindu, sahabat-sahabat. Namun kabur, sebenarnya siapa yang benar-benar aku rindu ? Dulu ia benar sahabatku, dekat denganku, biasa marah padaku, tak lelah mendengar ocehanku, tak kapok menjadi sandaran tangisanku. Tapi dia sudah bahagia dengan hidupnya sendiri. Mungkin aku bukan lagi bagian penting. Karena ia pikir aku pun sudah memiliki hidupku sendiri. Aku rindu dipanggil dengan sebutan sahabat, Tapi apakah benar aku merindukannya ? Apakah dia ? Sepertinya ada jurang perbedaan diantara kita. Apakah dia ? Tapi kita jarang bertemu mungkin tidak pernah bertemu. Apakah dia ? Aku sepertinya t...
Millenials Mama Life Journal (Sharing & Telling)