"aku kangen sama kamu, pengen dipeluk" "aa sini dikamar aku pengen ditemenin, jangan jauh-jauh" "aku sedih banget, perasaan aku sedih banget" "sesak banget dada aku, aku rasanya sedih banget, aku maunya nangis terus-terusan" Begitu kata-kata yang keluar dari mulutku setiap hari selama 2 minggu berturut-turut setelah aku melahirkan. Nyeri yang bersisa di area vaginaku setiap hari rasanya membuatku semakin sedih. Belum lagi terlalu banyak aturan-aturan mitos ala jaman dulu yang membuat aku tambah tertekan. Gak boleh menekuk kaki. Gak boleh jongkok. Harus begini, harus begitu, membuatku benci pada diriku sendiri. Aku benci karena aku merasa kenapa aku harus melakukan semua itu, yang tidak masuk pada logikaku. Aku menjadi cemburu pada bayiku, aku merasa dunia tidak adil, dunia lebih peduli pada bayiku dari pada aku yang sakit setelah melahirkannya. Aku menjadi benci pada banyak hal, bahkan hari-hari pertamaku sebagai ibu. Aku benci saat ...
Millenials Mama Life Journal (Sharing & Telling)