Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Ekstrover di Tengah Pandemi

Dulu, saya berpikir saya seorang introver. Malas bergabung dengan banyak orang. Senang menyendiri. Senang dengan buku, dan film, menutup diri dari pergaulan. Dulu, saya kenal sama orang yang udah bikin saya segitu tertutup. Yah, bisa dibilang saya korban PHP. Sedikit banyak saya menyesal, kenapa gak dari dulu saya sadar kalau saya sebenarnya adalah seorang ekstrover. Kalau saja saya sadar sedari dulu, mungkin sudah banyak pengalaman yang saya dapatkan. Hiks. Menjadi kupu-kupu saat kuliah adalah salah satu penyesalan saya. Dipenghujung kuliah saya mulai banyak mengajar les. Disitu saya mulai merasa nyaman bertemu dengan banyak orang baru dan berinteraksi dengan banyak murid. Setiap kali ingin mengajar, saya merasa senang dan excited. Karena ingin bertemu dengan siswa-siswa saya. Setelah itu, saya bekerja sebagai Marketing Komunikasi di sebuah brand kosmetik lokal, 'Madame Gie'. Sebagai brand baru, dan perusahaan yang masih belum settle. Disana saya mengerjakan

Kelahiran (part 2) : Tidak disangka, Hari itu Tiba

(Hari Selasa, Pukul 23.30) "Kita beneran mau berangkat ketempat bu Iin?" tanya saya pada suami yang terlihat pada air muka nya terisi dengan sirat bahagia. Dia baru saja berganti baju, bersiap mengenakan topi dan sweater nya. Malam itu, kita bersiap ingin berangkat ke klinik bidan dimana kita memutuskan untuk melahirkan disana. Perasaan saya yakin gak yakin. Saya masih mikir ini cuma kontraksi palsu. Dan saya belum ingin melahirkan. "Aku belum terlalu yakin. Takutnya malah disuru pulang lagi" kata saya ketika itu. "Coba kita tunggu sebentar lagi ya, kita liat kontraksinya" kata suami. 5 menit, 4 menit, kontraksi datang. Ternyata ini yang namanya kontraksi. Rahim mengeras, rasanya kayak sedang memeras sesuatu. Rahim sedang bekerja, membantu bayi untuk lahir. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi. Aplikasi kontraksi sudah berkali-kali memberi peringatan untuk saya pergi menghubungi provider atau datang ketempat provider. Saya bersiap mengis

Kelahiran (Part 1) : Bermula dari Tidak Mungkin

Kira-kira seminggu lebih 2 hari yang lalu sebelum saya melahirkan. Saya datang untuk kontrol mingguan dengan bu bidan Iin. Jarak yang lumayan jauh ditempuh, menggunakan motor, dari rumah orang tua saya menuju tempat klinik bidan Iin. Sampai sana saya menunggu cukup lama. Karena sedang ada pasien melahirkan. Sebenarnya ada banyak bidan jaga disana. Tapi ketika itu saya tetap ingin menunggu bu Iin selesai menangani pasien. Sambil mengelus perut dan berbicara sedikit pada sang jabang bayi, "baby kapan mau keluar nak? Temen-temennya udah pada lahir, nanti lahirnya disini aja ya sama bu bidan", kata saya sembari mengelus perut. Akhirnya bu Iin selesai. Datang menghampiri saya dan saya diperiksa oleh beliau. Perasaan saya tidak enak. Melihat ekspresi bu Iin seperti bingung, dan berpikir sambil meraba-raba perut saya. Beliau masih belum bicara dan terus meraba perut saya, lumayan lama tidak seperti biasanya. Pinggul saya beliau tekan sampai nyeri rasanya. Akhirnya bu